Ayam Kampung

Download Proposal

A rooster standing on top of a dry grass field
A rooster standing on top of a dry grass field

Banyak desa yang juga melirik ayam kampung sebagai salah satu tema ketahanan pangan. Ayam kampung terkenal lebih tahan penyakit, memiliki cita rasa khas, serta harga jual yang lebih tinggi dibanding ayam ras. Namun, sebelum memilih ayam kampung sebagai tematik ketahanan pangan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan.

1. Permintaan Pasar

  • Ayam kampung memiliki segmen pasar yang spesifik, biasanya untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga, warung makan, atau acara hajatan.

  • Harga jual ayam kampung relatif lebih tinggi, tetapi jumlah konsumsi harian biasanya lebih rendah dibanding telur ayam ras. Desa perlu memastikan apakah pasar di sekitar mampu menyerap produksi.

2. Modal dan Skala Usaha

  • Budidaya ayam kampung bisa dimulai dengan modal lebih kecil dibanding ayam petelur.

  • Namun, untuk mencapai produksi dalam jumlah besar (misalnya ribuan ekor), tetap dibutuhkan investasi kandang, pakan, dan perawatan.

3. Siklus Produksi Lebih Lama

  • Ayam kampung butuh waktu lebih lama untuk dipanen (4–6 bulan untuk siap jual).

  • Artinya arus kas BUMDes tidak secepat ayam petelur yang bisa menghasilkan telur setiap hari.

  • Program ini lebih cocok jika desa mencari usaha jangka menengah, bukan pendapatan harian.

4. Biaya Pakan dan Pemberdayaan Lokal

  • Keunggulan ayam kampung adalah lebih fleksibel dalam pakan, bahkan bisa memanfaatkan sumber pakan lokal (sisa dapur, dedak, jagung giling).

  • Hal ini bisa menekan biaya operasional sekaligus melibatkan warga dalam penyediaan bahan pakan.

5. Ketahanan Terhadap Penyakit

  • Ayam kampung umumnya lebih tahan penyakit dibanding ayam ras.

  • Meski begitu, kebersihan kandang dan vaksinasi tetap penting untuk menghindari kerugian besar.

6. Nilai Tambah dan Diversifikasi

  • Selain dijual dalam bentuk hidup atau daging segar, ayam kampung bisa diolah menjadi produk olahan (ayam ungkep, abon ayam, sate frozen).

  • Limbahnya (kotoran) bisa dijadikan pupuk organik untuk mendukung program pertanian desa.

7. Keberlanjutan Program

  • Desa perlu merencanakan regenerasi bibit, apakah akan menetaskan sendiri (breeding) atau membeli bibit baru setiap periode.

  • Dengan sistem pembibitan, program ayam kampung bisa lebih berkelanjutan dan mandiri.

Penutup

Ayam kampung layak dijadikan tema ketahanan pangan ketika desa ingin mengembangkan usaha dengan siklus menengah, harga jual tinggi, serta memanfaatkan potensi lokal. Meski tidak menghasilkan harian seperti ayam petelur, ayam kampung memberi nilai tambah berupa ketahanan terhadap penyakit, peluang diversifikasi produk, serta keterlibatan masyarakat yang lebih luas.